Monday, 29 February 2016

Mengincar Efek Cincin Berlian Saat Gerhana Matahari Total






VIVA.co.id –  Sembilan hari lagi, fenomena alam langka Gerhana Matahari Total (GMT) akan tiba. Sejumlah persiapan pun mulai dilakukan oleh berbagai kalangan, baik itu bagi penyambut wisatawan maupun periset.

Salah satunya yang bersiap menyambut GMT itu adalah komunitas astronomi Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ). Salah satu anggota komunitas itu, Muhammad Rayhan mengatakan terdapat dua fokus yang akan mereka teliti. Pertama penampakan korona dan Bailey’s Beads atau manik-manik matahari.

“Pertama, penelitian korona matahari di Matantimali, Kabupaten Sigi, dan kedua penelitian Bailey's Beads di Kabupaten Donggala,” ujar pria yang juga menjadi staf di Planetarium dan Obervatorium Jakarta itu kepada VIVA.co.id, Senin, 29 Februari 2016 melalui pesan singkat.

Rayhan menjelaskan kedua kabupaten di Sulawesi Tengah itu dipilih sebagai tempat pengamatan karena kedua wilayah itu ideal untuk penelitian. Dikatakan, peneliti mengincar pinggiran pita matahari di jalur total untuk melihat jelas manik-manik Baley. Pengamatan di Kabupaten Donggala memungkinkan peneliti bisa bisa melihat lebih lama manik-manik tersebut.

Begitu juga dengan korona matahari. Untuk di Kabupaten Sigi, kata Rayhan, durasi fase total lebih lama. “Sehingga korona lebih terekspos dengan baik,” jelasnya.
Mengenai metode pengamatan, Rayhan mengatakan, dua atau tiga peneliti HAAJ di tiap kabupaten akan menggunakan instrumen kamera dan teleskop. Kemuan pengolahan data setelahnya dilakukan dengan simulasi komputer.

Rayhan menuturkan penelitian terhadap GMT kali ini, merupakan yang kali pertama bagi mereka.
"Iya betul, karena tahun 1988 pun hanya beberapa senior HAAJ yang katanya waktu itu sempat mengamati,” kata Rayhan.

Manik-manik matahari
Untuk diketahui, manik-manik Baily merupakan fenomena yang akan tampak 10 hingga 15 detik sebelum dan sesudah totalitas. Saat bulan menutupi matahari, permukaan bulan yang tidak rata menyebabkan sinar matahari masih dapat melewatinya.
Akibatnya, pengamat di bumi akan melihat fenomena gumpalan cahaya yang mirip manik-manik di tepi piringan bulan. Nama manik-manik Baily diberikan seusai dengan nama Francis Baily, orang pertama yang memberikan penjelasan terkait fenomena cahaya tersebut.

Saat bulan menutupi seluruh permukaan matahari, barulah manik-manik Baily menghilang. Namun, ada satu manik-manik yang tersisa beberapa detik sebelum totalitas.
Pada saat satu gumpalan cahaya tersebut tersisa, seluruh area lain matahari sudah tertutup dan hanya korona matahari yang tampak. Akibatnya lingkaran korona dipadu dengan satu manik-manik Baily akan tampak seperti cincin berlian atau disebut dengan efek cincin berlian.



( sumber http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/741813-mengincar-efek-cincin-berlian-saat-gerhana-matahari-total-teknologi )

No comments:

Post a Comment