Blackphone, ponsel baru yang
menjanjikan keamanan lebih bagi penggunanya, melindungi dari tangan-tangan
jahil para peretas dan mata-mata digital. Namun apakah
keamanan pengguna benar-benar terjamin?
Blackphone,
smartphone terenkripsi, diluncurkan saat Mobile World Congress berlangsung di
Barcelona selama 4 hari hingga tanggal 27 Februari 2014. Ponsel keluaran firma
keamanan komunikasi Silent Circle dan perusahaan manufaktur Geeksphone ini
bertujuan melindungi pengguna dari pemerintah yang 'usil,' pesaing industri dan
kalangan peretas.
Blackphone dapat membantu menutupi
lubang dalam pasar setelah terungkap pada
tahun 2013bahwa Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat NSA memiliki
akses terhadap data ponsel jutaan orang di seluruh dunia. Namun Silent Circle
sudah menggarap ponsel ini dari sebelum pembeberan terjadi, ungkap CEO Mike
Janke kepada kantor berita AFP.
Berapa harga keamanan masa kini?
"Kami melakukan ini karena ada sebuah masalah yang tidak
terpecahkan: komunikasi yang aman," katanya dalam sebuah wawancara dengan
AFP.
Silent Circle belum merilis informasi terkait harga Blackphone, namun
CEO Janke telah mengatakan bahwa harganya tidak lebih mahal dari Samsung Galaxy
S4 dan iPhone 5S walau mempunyai fungsi dan kegunaan layaknya dua perangkat
tadi. Dan dengan lokasi server di Swiss, smartphone baru yang konon aman ini dapat merebut hati konsumen yang
lebih memilih layanan dari perusahaan yang tidak menyimpan data di Amerika
Serikat.
Aman namun
tidak 'tahan-NSA'
Sepekan sebelum peluncuran
Blackphone, Apple merilis pernyataan bahwa sebuah kesalahan besar pada sistem
pengoperasian perangkat ponselnya, yakni iOS, memungkinkan peretas untuk
mengakses email dan bentuk komunikasi lainnya yang terenkripsi. Menurut sebuah
survei oleh raksasa internet Google, sedikitnya 85 persen pengguna smartphone
mengecek email mereka melalui ponsel.
Dan bukan hanya pengguna
smartphone pada umumnya yang terancam: sistem pemerintahan yang aman juga
terus-terusan terpapar risiko. NSA beralih
memonitor pejabat yang
dekat dengan Kanselir Angela Merkel, termasuk Menteri Dalam Negeri Thomas de
Maiziere, demikian disebutkan dalam laporan surat kabar Jerman, Bild am
Sonntag.
Apakah ada itu yang namanya
telepon 'aman'? Kenyataannya meski berpotensi menyediakan keamanan lebih bagi
pengguna smartphone, Blackphone kemungkinan besar mempunyai kelemahan, seperti
sistem lainnya.
Melalui situs, perusahaan
pengembangnya telah memberi peringatan bahwa ponsel tersebut tidak 'tahan-NSA.'
No comments:
Post a Comment